🥊 Faktor Risiko Kanker Serviks Pdf

Kankerpayudara merupakan keganasan pada jaringan payudara yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya. Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara antara lain jenis kelamin wanita, usia >50 tahun, riwayat keluarga, riwayat penyakit Kankerserviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus.Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks. 3. Jumlah perkawinan. Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini. 4. regresilogistik, kanker serviks, faktor risiko. PENDAHULUAN. Kanker menjadi salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia . dengan sekitar 14 juta kasus baru dan 8,2 juta kematian terkait kanker pada tahun 2012 (Depkes RI, 2014). Kanker serviks juga merupakan kanker dengan peringkat 2 terbanyak terjadi Disisilain kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kanker termasuk faktor-faktor risiko dan upaya pencegahannya masih kurang. Padahal 90-95% faktor risiko terkena kanker berhubungan dengan perilaku dan Kanker serviks di Indonesia menjadi masalah besar dalam pelayanan kesehatan karena kebanyakan pasien datang pada stadium lanjut. Hal ini StadiumI. Kanker leher rahim hanya terdapat pada daerah leher rahim (serviks) Stadium IA. Kanker invasive didiagnosis melalui mikroskopik (menggunakan mikroskop), dengan penyebaran sel tumor mencapai lapisan stroma tidak lebih dari kedalaman 5 mm dan lebar 7 mm. Stadium IA1. Invasi lapisan stroma sedalam 3 mm atau kurang dengan lebar 7 mm atau Daridata tersebut prevalensi tumor atau kanker di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1000 penduduk pada tahun 2018. Prevalensi kanker tertinggi adalah provinsi DI Yogyakarta 4,86 per 1000 penduduk, diikuti Sumatera Barat 2,47 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44 per 1000 penduduk. FaktorRisiko Kanker. Sebenarnya, belum diketahui penyebab jelas kenapa dan bagaimana sel-sel normal di tubuh kita bisa “salah program” berubah menjadi sel kanker. Semakin banyak anak yang dilahirkan seorang wanita, maka risiko terkena kanker serviks akan semakin tinggi. Hal ini diperkirakan karena perubahan hormon saat sedang hamil kematianakibat kanker payudara dan karsinoma serviks pada tahun 2011 sebanyak 273.500 kematian dan pada tahun 2010 sebanyak 247.000 kematian.3, 4, 5 Insiden karsinoma serviks bisa dilakukan faktor risiko terkena karsinoma serviks, melakukan immunisasi dengan vaksin HPV dan diikuti dengan deteksi dini karsinoma serviks mengukurpengetahuan tentang kanker serviks meliputi definisi, etiologi, dan faktor risiko kanker serviks, serta pengetahuan tentang Tes IVA. Tingkat pengetahuan dibagi dalam 3 YEMMWa0. Penyebab kanker serviks atau kanker leher rahim masih belum diketahui secara pasti. Namun, penyakit ini kerap dikaitkan dengan infeksi human papillomavirus HPV. Selain itu, kemunculan kanker ini juga berhubungan erat dengan faktor keturunan dan penyakit menular seksual. Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua untuk jenis kanker yang paling banyak dialami wanita, setelah kanker payudara. Kanker ini terbentuk ketika sel-sel di serviks atau mulut rahim berkembang menjadi ganas. Meski belum diketahui penyebab kanker serviks secara pasti, setiap wanita perlu mengetahui faktor risiko apa saja yang bisa membuat dirinya lebih rentan terkena kanker serviks. Hal ini penting untuk mencegah kemunculan kanker serviks. Penyebab Kanker Serviks dan Faktor Risikonya Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penyebab kanker serviks sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini, yaitu 1. Infeksi human papillomavirus HPV Hampir seluruh kasus kanker serviks dipicu oleh infeksi virus HPV. Pasalnya, sel-sel di leher rahim yang terinfeksi virus ini bisa mengalami pertumbuhan tidak normal dan menjadi ganas. Sementara itu, seorang wanita juga dapat terinfeksi HPV dari perilaku seks berisiko, misalnya sering berganti pasangan seksual dan berhubungan seks tanpa kondom. 2. Penyakit menular seksual Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa risiko kanker serviks lebih tinggi dialami wanita yang pernah menderita penyakit menular seksual, seperti kutil kelamin, klamidia, gonore, dan sifilis. Wanita yang sedang terinfeksi virus HPV juga memiliki risiko tinggi terkena kanker serviks. Hal ini karena infeksi HPV bisa muncul bersamaan dengan penyakit menular seksual. 3. Pola hidup tidak sehat Wanita dengan berat badan berlebih serta jarang mengonsumsi buah dan sayur juga dapat menjadi pemicu terjadinya kanker serviks. Risiko ini akan semakin meningkat jika wanita tersebut memiliki kebiasaan merokok. Zat kimia pada tembakau diyakini dapat merusak DNA dalam sel dan menyebabkan kanker serviks. Tak hanya itu, merokok juga membuat sistem kekebalan tubuh menjadi lebih lemah sehingga kurang efektif dalam melawan infeksi HPV. 4. Sistem kekebalan tubuh yang lemah Seorang wanita dengan sistem imun tubuh yang lemah umumnya lebih rentan terinfeksi HPV, misalnya penderita HIV/AIDS. Selain itu, wanita yang menjalani pengobatan untuk menekan daya tahan tubuh, seperti pengobatan kanker dan penyakit autoimun, juga lebih berisiko terinfeksi HPV yang dapat memicu terjadinya kanker serviks. 5. Penggunaan pil KB Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi oral atau pil KB dalam waktu yang lama, dapat meningkatkan risiko kanker serviks. Sebagai alternatif yang lebih aman untuk mencegah kanker serviks, pilihlah metode kontrasepsi lain, seperti IUD atau KB spiral. Namun, memang masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan pil KB yang dapat memicu terjadinya kanker serviks tersebut. Untuk memilih jenis kontrasepsi yang tepat dan cocok, sebaiknya konsultasikan ke dokter kandungan lebih dulu. 6. Hamil usia muda dan sudah beberapa kali hamil serta melahirkan Mengandung untuk pertama kali saat berusia kurang dari 17 tahun dapat membuat seorang wanita lebih rentan terkena kanker serviks. Wanita yang pernah hamil dan melahirkan lebih dari 3 kali juga diduga lebih berisiko terkena kanker serviks. Menurut penelitian, sistem kekebalan tubuh yang melemah dan perubahan hormon selama masa kehamilan dapat membuat wanita lebih rentan terhadap infeksi HPV. 7. Riwayat konsumsi obat hormon DES DES atau diethylstilbestrol merupakan obat hormonal yang diberikan untuk mencegah keguguran. Tak hanya pada wanita hamil, obat ini juga dapat meningkatkan risiko kanker serviks pada janin perempuan yang dikandungnya. 8. Faktor keturunan Seorang wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks, jika ada keluarga perempuannya yang pernah terdiagnosis penyakit serupa. Belum diketahui secara pasti apa yang mendasari hal ini, tetapi diduga berkaitan dengan faktor genetik. Perlu diingat bahwa jika seseorang memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko di atas, bukan berarti ia pasti terkena kanker serviks. Faktor-faktor di atas hanya sekadar dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Untuk menekan risiko penyebab kanker serviks, Anda perlu menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari dan jauhi perilaku seks berisiko. Jangan lupa untuk mendapatkan vaksinasi HPV guna mencegah kanker serviks serta menjalani skrining atau deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan pap smear atau tes IVA. Langkah pencegahan dengan melakukan skrining kanker serviks bisa Anda lakukan saat berkonsultasi dengan dokter. Biasanya, dokter juga akan menentukan waktu pemeriksaan yang tepat dan sesuai dengan kondisi serta penyebab kanker serviks yang dialami. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apa Itu Kanker Serviks?Salah satu jenis kanker yang menjadi momok menakutkan bagi kaum hawa adalah kanker mulut rahim atau biasa dikenal dengan kanker serviks. Kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh Human Papilloma Virus HPV onkogenik, yang menyerang leher rahim. Ironisnya, banyak penduduk Indonesia yang belum memahami dan sadar akan bahaya kanker serviks. Bahkan hanya sekitar 5% penduduk Indonesia yang melakukan screening kanker mulut rahim, sehingga sebagian besar pasien didiagnosis pada stadium lanjut Stadium IIIB ke atas. Berbanding terbalik dengan Indonesia, beberapa negara berkembang sudah mulai menggencarkan program pemantauan leher rahim, yang terbukti mampu menurunkan insiden kanker mulut rahim sebanyak 50% atau sebagai Pemicu Kanker Serviks HPV berperan dalam menyebabkan terjadinya kanker serviks tetapi bukan satu-satunya penyebab terjadinya kanker serviks. HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan 68% keganasan tipe skuamosa dan 83% tipe adenokarsinoma. Meskipun infeksi HPV biasanya tanpa gejala infeksi pada serviks bisa menghasilkan perubahan secara histologi yang digolongkan dalam Cervical intraepitelial Neoplasm CIN derajat 1, 2, 3 didasarkan pada derajat kerusakan dari sel epitel pada serviks atau adenokarsinoma insitu. CIN 1 biasanya sembuh spontan 60% dari seluruh kasus dan beberapa berkembang ke arah keganasan 1%. CIN 2 dan 3 memiliki persentase sedikit untuk sembuh spontan dan memiliki persentase yang tinggi untuk berkembang ke arah keganasan Setiawati, 2014.Epidemiologi Kanker ServiksKanker serviks merupakan penyebab kematian akibat kanker terbesar bagi wanita di negara-negara berkembang. Secara global terdapat kasus baru dan kematian setiap tahunnya, yang hampir 80% terjadi di negara berkembang. Fakta-fakta tersebut membuat kanker leher rahim menempati posisi kedua kanker terbanyak pada perempuan di dunia dan menempati urutan pertama di negara berkembang Nurlelawati et al., 2018. Kanker serviks termasuk masalah kesehatan yang sangat serius dan menjadi perhatian dunia. Setiap tahun, lebih dari wanita meninggal dunia. Lebih dari setengah juta wanita di diagnosis dan tiap menit seorang wanita di diagnosis. Kanker ini menempati urutan keempat yang paling banyak diderita wanita di dunia. Diperkirakan kasus baru pada tahun 2018, mewakili 6,6 % dari semua kanker yang dialami wanita WHO, 2019. Berdasarkan data Globocan, saat ini beban penyakit kanker di dunia meningkat, yaitu terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian di tahun 2018, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker, serta 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan meninggal karena kanker. Insiden dan mortalitas kanker di Indonesia terus meningkat, salah satu kanker pada wanita yang sering terjadi adalah kanker serviks, sekitar 0,8% per penduduk Kemenkes RI, 2019.Apa Saja Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Serviks?Aktivitas Seksual Usia DiniPenelitian yang dilakukan Putri dkk. 2017 menunjukkan wanita yang melakukan aktivitas seksual usia dini, yaitu usia 20 tahun. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RSUP Padang, lebih dari separuh 56,2% pasien berobat yang menderita kanker serviks melakukan aktivitas seksual pada usia muda 20 tahun, dilihat dari penilaian 67,9% pasien positif kanker serviks Jean Paul et al., 2020. Menurut penelitian Rahmawati & Ningsih 2020, melakukan hubungan seksual pada usia dini merupakan faktor risiko penyebab terjadinya lesi prakanker serviks, didapatkan dari nilai OR yang dianalisis adalah 2,583, artinya ibu yang melakukan hubungan seksual usia dini memiliki risiko 2,583 mengalami lesi prakanker serviks dibandingkan ibu yang melakukan hubungan seksual pada usia serviks yang sudah matang. 1 2 3 4 5 Lihat Healthy Selengkapnya Kanker serviks uteri merupakan salah satu jenis penyakit kanker tidak menular yang diperkirakan meningkat setiap tahunnya. Di RSUP Semarang, kunjungan kanker servik di poliklinik ginekologi dari ke tahun semakin meningkat. Banyak faktor resiko yang mendukung timbulnya penyakit kanker serviks uteri antara lain riwayat hubungan seksual pertama sebelum umur 20 tahun, multiparitas, riwayat KB oral, faktor perilaku tidak sehat, dan faktor keturunan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor resiko kanker servik pada pasien poliklinik ginekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian observasional analitik korelatif menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini total sampling dengan teknik aksidental sampling sebanyak 103 responden, terdiri dari 68 responden kanker serviks dan 35 responden bukan kanker penelitian adalah ada hubungan antara umur pertama kali berhubungan seksual p-value= OR status paritas p-value= OR kontrasepsi KB hormonal p-value= OR riwayat keturunan dengan sakit kanker p-value= OR dan perilaku vaginal hygiene p-value= OR dengan kejadian kanker servik di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2016. Dari hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dapat menginformasikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kanker servik sehingga masyarakat mengerti dan melakukan tindakan preventif. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 20 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068Jurnal Riset Kesehatan RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIANKANKER SERVIK; STUDI KASUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANGAziyah Aziyah* ; Sri Sumarni ; Ngadiyono NgadiyonoPoltekkes Kemenkes SemarangJl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; SemarangAbstrakKanker serviks uteri merupakan salah satu jenis penyakit kanker tidak menular yang diperkirakanmeningkat setiap tahunnya. Di RSUP Semarang, kunjungan kanker servik di poliklinikginekologi dari ke tahun semakin meningkat. Banyak faktor resiko yang mendukung timbulnyapenyakit kanker serviks uteri antara lain riwayat hubungan seksual pertama sebelum umur 20 tahun,multiparitas, riwayat KB oral, faktor perilaku tidak sehat, dan faktor keturunan. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui faktor resiko kanker servik pada pasien poliklinik ginekologi RSUP Dr. KariadiSemarang tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitianobservasional analitik korelatif menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakandalam penelitian ini total sampling dengan teknik aksidental sampling sebanyak 103 responden, terdiridari 68 responden kanker serviks dan 35 responden bukan kanker servik. Hasil penelitian adalah adahubungan antara umur pertama kali berhubungan seksual p-value= OR status paritas p-value= OR kontrasepsi KB hormonal p-value= OR riwayat keturunan dengansakit kanker p-value= OR dan perilaku vaginal hygiene p-value= OR dengankejadian kanker servik di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2016. Dari hasil penelitian ini diharapkantenaga kesehatan dapat menginformasikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kanker serviksehingga masyarakat mengerti dan melakukan tindakan Kunci faktor resiko; kanker servik; riwayat KBAbstract[RISK FACTORS RELATED TO SERVICES CANCER COSTS; CASE STUDY IN DR. KARIADIHOSPITAL SEMARANG] Cervical cancer is one type of cancer which is not a contagious disease. Itincreases every year. The cervical cancer visit increases in the last years at gynecological clinic ofSemarang Kariadi Hospital. Many risks factors may contribute to the onset of cervical cancer includinghistory of first sexual intercourse before the age of 20 years, multiparity, history of oral contraceptive,unhealthy behavioral factors, and heredity. The purpose of this study is to analysis the risk factors onthe patient of cervical cancer in gynecological clinic of Semarang Kariadi Hospital research isa quantitative study. The design is a correlative analytical observational study using a cross-sectionalapproach. The sample used in this study is a total sampling. The technical sampling was an accidentalsampling. The number of sampel were 103 respondents consisting of 68 respondents cervical cancerand 35 respondents were not cervical cancer patients. The result shows that there is a relationshipbetween the age of first intercourse p-value= OR the status of parity p-value= contraception hormonal p-value= OR history of descent with cancer pain p-value= OR and vaginal hygiene behavior p-value= OR and uterine cervical cancerat Semarang Kariadi Hospital 2016. It is expected that health workers can inform the factors associatedwith cervical cancer so that the people understand and ultimately perform risks factors; cervical cancer; family planning historyKanker termasuk salah satu jenis penyakittidak menular atau Non Communicable DiseaseNCD. Data World Health Organization WHOAziyahE-mail Aziemad99 Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 21 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068menyebutkan bahwa penyakit kanker menjadipenyebab kematian terbesar ke dua setelahpenyakit kardiovaskuler di seluruh dunia danpada tahun 2012 angka kejadiannya mencapai8,2 juta kasus. Bahkan diperkirakan akanmeningkat menjadi 14,1 juta kasus kankerdalam 2 dekade berikutnya Torre LA, cancer statistics, 2012.Sedangkan di Indonesia, penyakit kankertermasuk salah satu dari sepuluh besarpenyebab kematian. Diperkirakan jumlahpenderita kanker sebanyak orangdengan prevalensi tertinggi di Daerah IstimewaYogyakarta sebanyak 4,1 per mil. Jawa Tengahmenduduki peringkat kedua dengan kejadian2,1 per mil. Apabila dilihat dari distribusikejadian kanker menurut umur, didapatkanprevalensi tertinggi insiden kanker di Indonesiapada umur 25-54 tahun. Jenis penyakit kankerbermacam-macam dan dapat menyerang semuaumur, jenis kelamin, berpendidikan tinggimaupun rendah, mampu atau tidak mampu.Data Riset Kesehatan Dasar 2013, BalitbangkesKementerian Kesehatan RI.Dari berbagai jenis penyakit kanker yangmenyerang wanita, penyakit kanker servik danpayudara merupakan penyakit kanker denganprevalensi tertinggi. Penyakit kanker serviksebesar 0,8 per mil dan kanker payudara sebesar0,5 per mil Data Riset Kesehatan Dasar 2013,Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI.Di RSUP Dr. Kariadi Semarang yangmerupakan Rumah Sakit Umum Pusat RujukanSe-Jawa Tengah, pada tahun 2015 jumlah pasienyang rawat inap dengan kanker servik lebihtinggi dibanding kanker ginekologi yang lain,yaitu dengan jumlah mencapai 730 orang danyang meninggal dunia 49 orang. Sesuaidistribusi menurut umur, ditemukan kasuskanker servik tertinggi pada umur 45-64 tahundan meninggal tertinggi juga pada umur 45-64tahun sebanyak 39 pasien dengan kanker servik dipoliklinik ginekologi RSUP Dr. KariadiSemarang dari tahun ke tahun semakinmeningkat. Pada tahun 2013 sebanyak tahun 2014 sebanyak dan tahun 2015 meningkat kunjungan, dengan kasus baru kankerservik sebanyak 171 dan 309 kasus kankerginekologi yang lain kanker ovarium, kankerendometrium, kanker vagina, kanker vulva.Distribusi kasus kanker servik baru menurutumur adalah 7 orang dengan umur 15-24 tahun,55 orang dengan umur 25-44 tahun, 97 orangdengan umur 45-64 tahun, dan 12 orang denganumur lebih 65 Rumah Sakit Kanker Dharmais, kejadiankanker servik menduduki peringkat keduasetelah kanker payudara dan dari tahun 2010sampai 2013 terus meningkat. Kasus barukanker servik tahun 2010 adalah 296, tahun 2011sebanyak 300, tahun 2012 sebanyak 343 dantahun 2013 adalah 356 Data Riset KesehatanDasar 2013, Balitbangkes KementerianKesehatan RI.Kanker serviks adalah kanker primerservik porsio dan kanalis servikalis yangdisebabkan adanya infeksi Human PapillomaVirus HPV Andrijono, 2012. Faktor resikoyang mendukung timbulnya penyakit kankerservik adalah riwayat hubungan seksualsebelum umur 20 tahun, multipartner, riwayatobstetri hamil di usia muda, riwayat KBhormonal, penyakit infeksi, dan adanya faktorperilaku serta pola makan tidak sehat Rasjidi, Faktor yang meningkatkan resiko kankerdiantaranya faktor genetik, seringnya infeksi,tipe virus HPV, sistem hormon dan hasil penelitian Noor, HM 2010menyebutkan bahwa umur menikah pertamakali kurang 20 tahun beresiko 6-7 kali terjadikanker servik dibanding umur lebih 20 tahundan pendapat yang senada diungkapkan dalampenelitian Yuniar, 2009 bahwa terdapathubungan antara usia pertama kaliberhubungan seksual dengan kejadian kankerservik. Sedangkan faktor paritas didapatkanhubungan yang bermakna, paritas 3 atau lebihberesiko kanker servik Noor, HM. 2010.Selain riwayat umur pertama kalimelakukan hubungan seksual dan paritas,riwayat menggunakan metode kontrasepsihormon juga berhubungan dengan kejadiankanker servik. Penelitian Suryapratama, SA2012 menyampaikan bahwa di RSUP Semarang pasien dengan kanker serviksuteri paling banyak menggunakan metodekontrasepsi suntik 3 bulan dan Khoirunisa M,2012 menuliskan hasil penelitiannya bahwaterdapat hubungan antara faktor kontrasepsihormonal dengan kejadian kanker uraian diatas, peneliti tertarikuntuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kankerservik uteri di poliklinik ginekologi Semarang tahun 2016. Dalampenelitian ini faktor resiko yang akan ditelitiadalah riwayat umur pertama kali melakukan Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 22 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068hubungan seksual, paritas, riwayat kontrasepsiKB hormonal, riwayat keturunan dengan sakitkanker, dan perilaku vaginal hygiene pada pasienkanker servik di RSUP Dr. Kariadi Semarangtahun penelitian menggunakan studiobservasional survei analitik bivariat korelatifdengan pendekatan cross sectional, yaitu suatupenelitian yang dipilih karena tidak melakukanintervensi dan bertujuan untuk mengetahuihubungan antara dua variabel yangmenghasilkan keluaran berupa koefisienkorelasi. Penelitian ini hanya dilakukan padasaat bersamaan sekali waktu antara faktorresiko dengan penyakit. Hidayat, AA. 2014.Populasi pada penelitian ini adalah semuapasien baru kanker ginekologi yang datang kepoliklinik ginekologi RSUP Dr. KariadiSemarang pada bulan Mei-Juli tahun adalah bagian dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki oleh populasitersebut Sugiono, 2010. Sampel yangdigunakan dalam penelitian ini sebanyak 103responden, terdiri dari 68 responden kankerservik dan 35 responden bukan kanker sampel pada penelitian inimenggunakan non-probability sampling denganteknik aksidental sampling yaitu siapa saja yangperiksa ke poliklinik ginekologi secarakebetulan bertemu dengan peneliti digunakansebagai sampel bila dipandang/dinilai cocoksesuai kreteria inklusi sebagai sumber dataHidayat, AA. 2014.Analisa univariat dalam penelitian iniadalah bertujuan untuk menganalisis faktorresiko yang berhubungan dengan kejadiankanker servik di RSUP Dr. Kariadi Semarangtahun bivariat digunakan peneliti untukmengetahui hubungan dan besarresiko/peluang antara variabel independendengan variabel dependen yaitu hubungan danfaktor resiko antara umur pertama kalimelakukan hubungan seksual dengan kejadiankanker servik, hubungan antara paritas dengankanker servik, hubungan riwayat KB dengankanker servik, hubungan riwayat keturunandengan kanker servik serta hubungan perilakuvaginal hygiene dengan kanker servik. Dalampenelitian ini data berbentuk kategorik denganskala nominal. Uji statistik yang digunakanadalah uji chi hasil penelitian pada pasien barudengan kejadian kanker ginekologi dipoliklinik RSUP Dr. Kariadi Semarang, BulanMei-Juli 2016, dapat diuraikan bahwa dari 68responden dengan kanker servik dan 35responden bukan kanker servik sebagian besarresponden masuk dalam kategori usia lansiaawal, yaitu sejumlah 27 responden padakanker servik, dan sejumlah 18 responden pada responden bukan kanker dilihat dari tingkat pendidikan, dari68 responden dengan kanker servik sejumlah 54responden dan dari 35 respondenbukan kanker serviks uteri sejumlah 26responden sebagian besar dengantingkat pendidikan rendah. Rata-Rata umurresponden kanker servik dan bukan kankerservik adalah besar responden yaitu sejumlah57 responden melakukan hubungan seksualpertama kali dengan umur kurang dari 20 57 responden tersebut, sejumlah 46responden tergolong katagori kankerservik dan 11 responden tergolongkategori bukan kanker servik. Status paritasresponden sebagian besar masuk dalamkategori multipara dengan kanker serviksejumlah 57 responden dan bukankanker servik sejumlah 19 responden 25%.Sebagian besar responden menggunakanKB implant. Meskipun demikian, apabila dilihatdari responden dengan katagori kanker servikdidapatkan hasil sebagian besar respondenmenggunakan KB dengan metode suntik yaitusejumlah 26 responden Dilihat daririwayat keturunan dengan sakit kanker,didapatkan hasil sebagian besar respondentidak mempunyai riwayat keturunan. Perilakuvaginal hygiene responden sebagian besarpositif, tetapi dilihat dari responden dengankatagori kanker servik didapatkan bahwasebagian besar, sejumlah 42 responden 85,71%berperilaku besar responden dengan kankerservik menjawab “tidak”pada pertanyaan 44 responden sehinggasebagian besar responden dengan kanker serviktidak membersihkan daerah vagina dengan arahdepan ke belakang. Responden kanker servikmenjawab “tidak”pada pertanyaan 54 responden dan menjawab“tidak”pertanyaan sejumlah 65 responden67%. Dari data didapatkan bahwa pada saat Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 23 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068menstruasi, responden dengan kanker serviksebagian besar tidak mengganti pembalut ≥3kali/hari dan tidak mencukur rambut kemaluanpada waktu hasil penelitian menunjukkan bahwadari 57 responden dengan usia pertama kalimelakukan hubungan seksual 1dengan tingkat interval kepercayaan dugaan kuat bahwa faktorketurunan menjadi faktor resiko kanker servikDari 49 responden dengan perilaku vaginalhygiene yang negatif, sebanyak 42 responden masuk dalam kategori kanker servik,dan 7 responden dengan perilaku vaginalhygiene yang negatif masuk dalamkategori bukan kanker servik. Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 24 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068Hasil uji statistik, didapatkan nilai psebesar 20 tahun, menghindari paparan asap rokok dan penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang. Kata kunci Lesi Prakanker Serviks, Pemeriksaan IVA, SkriningDilla Srikandi SyahadatNi Made EviyuliantiMuh. Jusman RauSendhy KrisnasariThis study aimed to determine the risk of age at first having sexual intercourse, parity, use of hormonal contraception, and exposure to cigarette smoke for the incidence of cervical cancer in Undata Hospital. This type of research was a quantitative method with a case-control approach. Case samples were 48 people, and control samples were 48 people with matching ages. Sampling was done by purposive sampling. The data source used secondary data from medical record records for 2021-2022 and primary data obtained through interviews with questionnaires. Data analysis used the odds ratio test, and the results showed that age at first sexual intercourse OR= CI = parity OR= CI = use of hormonal contraception OR= CI = and exposure to cigarette smoke OR= CI = are risk factors for cervical cancer. To overcome the incidence of cervical cancer, women of childbearing age and sexually active are expected to be routinely screened by doing pap HPV smear and vaccinationE J CorwinCorwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi Revisi Ketiga. Jakarta EGC Depkes RI. Data Riset Kesehatan Dasar Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI; 2013Hubungan Paritas Dan Usia Perkawinan Sebagai Faktor Resiko Lesi Prakanker Serviks Pada Ibu Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sukasada Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Hidayat, AAA PutraGdePutra, Gde. 2012. Hubungan Paritas Dan Usia Perkawinan Sebagai Faktor Resiko Lesi Prakanker Serviks Pada Ibu Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sukasada Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Hidayat, AA. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta Salemba Medika Irianto, K. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung Alvabeta Khoirunnisa, M. 2012. Hubungan Pernikahan Usia Dini, Paaritas Dan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUD Soreang Kabupaten Bandung Tahun 2010-2012. Jurnal Care, Beberapa Faktor Resiko Penderita Kanker Serviks di RSUP DrH M NoorNoor, HM. 2010. Analisa Beberapa Faktor Resiko Penderita Kanker Serviks di RSUP yang mempengaruhi kejadian kanker serviks di Puskesmas KaranganyarI YuniarDkkYuniar, I dkk. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker serviks di Puskesmas Karanganyar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, No. 2

faktor risiko kanker serviks pdf